Kamis, 26 Desember 2013

Web Content Editor: Karier Baru Era Internet



Oleh: Romeltea (Praktisi Media. Tinggal di Bandung. Please visit: www.romeltea.com)

21 Mei 2012

Saat ini sejumlah perusahaan membutuhkan atau membuka lowongan kerja untuk posisi Content Editor, sebuah posisi yang relatif baru muncul seiring kemajuan teknologi internet.

Hampir semua perusahaan, instansi, atau organisasi memiliki website. Kelemahannya memang dari sisi konten (isi), mulai dari jarang update hingga tulisan yang tidak berkualitas.

Itulah sebabnya, pimpinan atau manajemen perusahan, instansi, atau organisasi yang “melek media online”, sadar betapa penting media online dikelola secara profesional di era digital dan era multimedia ini, memberikan perhatian besar terhadap konten websitenya.

Setidaknya, informasi yang dimuat di websitenya bisa menjadi “counter opini” terhadap pemberitaan miring yang menimpa instansinya. Ada kasus,  link-link informasi tentang sebuah perusahaan di Google hampir semuanya berisi berita miring tentang perusahaan itu. Nyaris tidak ada data “netral”, apalagi “baik”, dan ternyata… perusahaan besar tersebut tidak punya website!


Anggap saja perusahaan itu sudah punya website, tapi ternyata “statis”. Tidak ada updating berita, foto, video, ataupun konten lain. Rupanya, tidak ada yang menangani secara khusus dan profesional sisi konten. Bagian Humasnya juga “gaptek” (gagap teknologi) sehingga tidak sanggup menanganinya –padahal kualifikasi praktisi Humas salah satunya harus bisa menulis (writing skill).

Jika demikian, jelas, perusahaan itu butuh Content Editor. Nama lain jabatan ini antara lain “Website Writer”, “Jurnalis Online”, kadang hanya “Writer” atau “Jurnalis”. Terpopuler: “Content Editor”.

Secara harfiyah, content editor artinya “penyunting isi” atau “editor konten”. Sejauh ini belum ada terjemahan bahasa Indonesianya, mungkin karena belum populer di Indonesia.

Tugas content editor secara umum yaitu mengisi website  berupa teks (tulisan), audio, video, gambar (foto), dan apa pun yang perlu dipublikasikan. Kualifikasi utama content editor harus bisa menulis, menguasai ilmu dan keterampilan jurnalistik, plus pengetahuan dasar tentang media online. Pasalnya, menulis di website sedikit berbeda dengan di media konvensional (cetak).

Seorang content editor sebaiknya menguasai dasar-dasar HTML (Hyper Text Mark up Language), minimal mengetahui bagaimana cara membuat huruf tebal, huruf miring, menempatkan gambar (foto) di dalam naskah, membuat hyperlink, dan sebagainya.

Tugas seorang content editor di tiap website bisa berbeda, meski sedikit, tergantung jenis website-nya. Sebagai contoh, dalam sebuah lowongan kerja sebagai content editor  disebutkan:

“Tugas dan tanggung jawab utama Web Content Editor adalah mengumpulkan informasi melalui internal interview & internet research; membangun dan memelihara konten online berupa artikel, gambar, video, referensi (links) untuk mengisi portal intranet dan internet perusahaan.”

Disebutkan juga tugasnya secara rinci, yaitu:

1. Bekerjasama dengan stakeholders dalam membangun serta memelihara konten online intranet perusahaan.

2. Menulis, edit, dan memelihara (update) artikel online Intranet.

3. Menentukan jadwal, format, template serta prosedur bagaimana melakukan submisi artikel online.

4. Melakukan riset di Internet untuk mendapatkan referensi serta melengkapi informasi pada artikel yang ditulis.

5. Bekerjasama dengan tim ICT dalam melakukan integrasi/update website.

Anda berminat dengan profesi content editor? Memiliki blog, rajin menulis atau meng-update-nya, adalah langkah yang baik menuju profesi ini. Wasalam.(www.romeltea.com).*

Sumber: http://media.kompasiana.com/new-media/2012/05/20/web-content-editor-karier-baru-era-internet-458719.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar