Oleh
Bambang Trim (Praktisi penulisan-penerbitan Indonesia)
17
Agustus 2012
Sekumpulan
editor di Indonesia sering galau kalau dikonfirmasi soal tarif editing naskah,
terutama bagi mereka yang bekerja lepas. Tentu kegalauannya disebabkan apakah
ia telah menetapkan tarif yang memadai untuk jasanya atau apa sebenarnya yang
menjadi dasar ia menetapkan tarif sedemikian.
Di
sebuah situs internet, saya pernah juga melihat sebuah usaha jasa penerbitan
membuka layanan editing naskah dengan tarif per kata. Namun, ironisnya susunan
kalimat layanan yang ia tawarkan saja dipenuhi kesalahan EYD (menggunakan kata
‘merubah’). Hal inilah yang juga kadang menambah kegalauan ketika banyak orang
yang mengaku mampu mengedit sebenarnya tidak memiliki standar sebagai editor.
Bagaimana mereka dapat menggaransi pekerjaan mereka benar-benar memenuhi
standar layak terbit, sedangkan mereka sendiri menulis teks iklan layanannya
kurang becus?
Karya
tulis adalah sebuah karya kredibilitas yang menunjukkan kadar wawasan serta
intelektual penulisnya. Karena itu, peran editor sangat penting membantu
menjaga atau menaikkan kredibilitas sang penulis itu. Memang “tidak ada naskah
yang tak retak” sehingga editor pun diperlukan sebagai orang yang mampu
memperbaikinya. Editing dapat berupa perbaikan tata bahasa, perbaikan gaya
penyajian, ataupun penulisan ulang (editing berat).
Jadi,
ada pekerjaan editing yang disebut copy editing atau editing naskah (teks) yang
meliputi perbaikan tata bahasa, penyelarasan dengan gaya selingkung, serta
penelusuran data dan fakta. Keseluruhan bagian ini disebut mechanical editing.
Pekerjaan ini tentu menuntut ketelitian sekaligus wawasan editor soal tata
bahasa dan juga bidang yang dieditnya. Tidaklah serta merta seorang yang piawai
menulis juga kemudian mampu menjadi editor. Karena itu, editor di Indonesia
juga selayaknya disertifikasi untuk mengukuhkannya benar-benar memiliki
kemampuan mengedit naskah.
Ada
kalanya editing yang dilakukan memang editing berat yang kerap disebut substantive
editing. Beberapa layanan penerbitan di
luar negeri sering menyebutnya full editing—editing yang dilakukan hingga
penataan ulang bab-bab, belum termasuk penulisan ulang. Dalam hal ini standar
tarifnya akan lebih mahal dibandingkan copy editing.
Satu
lagi yang masuk layanan editing naskah adalah proofreading. Apa bedanya?
Proofreading dilakukan pada naskah yang sudah ditata letak atau disebut pruf.
Proofreading dilakukan untuk menemukan kesalahan tik (typo), kesalahan
penempatan gambar atau bahan visual lainnya, kesalahan data/fakta seperti nama
orang atau tanggal, serta verifikasi silang misalnya antara nomor halaman pada
daftar isi dan halaman yang dirujuk.
Perhatikan
tabel layanan editing dari sebuah jasa penerbitan bernama Llumina berikut ini.
Proofreading
Your
book is pretty much complete. It’s a
“good read” and you just want to clean up the text for printing.
We’ll
read your book and correct the following:
- spelling
- capitalization errors
- typos
- punctuation errors
- minor grammatical errors
- formatting
$
.01 – $.019 cents per word.
Full
Edit
Here’s
where we help you turn a good story into a great one. We’ll examine your style, organization, sentence
structure, word choice and more..
In
addition to proofreading
we’ll
look at:
1.
sentence structure
2.
word choice
3.
repetitiveness
4.
grammatical choices
5.
clarity and sense
6.
awkward phrasing
7.
rhythm
$.02
– $.029 cents per word.
Rewrite
Some
books have problems that are embedded in the structure. We’ll look for loose
ends, poor characterization and plotting,
and other issues that keep a book from realizing its full potential. We would
also consider it a rewrite if the sentence structure or word usage is extremely
poor.
In
addition to a full edit we’ll also look at:
1.
structural choices
2.
characterization
3.
plot consistency
4.
overall structure
5.
loose ends to tie up
6.
momentum
$
.03 – $.08 cents per word.
Dasar
tarif yang digunakan per kata yaitu mulai dari $.01. Kalau kurs rupiah yang
kita gunakan Rp9.500, tarifnya Rp95 per kata. Coba kita bandingkan dalam satu
halaman A4 dengan tulisan 1,5 spasi ada 300 kata sehingga harga per halaman
Rp28.500. Ini masih standar tarif proofreading. Jika meminta layanan full edit,
harganya bisa dua kali lipat.
Lebih
lengkapnya, mereka menetapkan standar tarif dengan model banyaknya kata seperti
ini. Makin banyak kata yang diedit, umumnya semakin berkurang standar tarif per
katanya.
Mari
bandingkan lagi dengan layanan dari Wheatmark berikut ini. Wheatmark
menggunakan skala analisis editor dan juga menerapkan editing ringan hingga editing
berat berdasarkan skala analisis editor mereka. Harganya pun berbeda-beda.
Regular
Copyediting – $0.02 per word, 2–3 weeks
The
manuscript is rated 6–7 on the 10-point Editorial Analysis’s scale. Regular
Copyediting is a basic edit for:
1.
Errors in grammar and punctuation
2.
Minor errors in syntax (if major
syntax errors exist throughout, heavy copyediting is recommended)
3.
Questionable words and phrases
(which will be flagged so you can change them)
4.
Errors of common knowledge (e.g.,
The Jay Leno Show would be changed to The Tonight Show with Jay Leno.)
5.
Phrases and word choices regarded
inappropriate for the subject or readership
6.
Instances where permission to use
a quote, song lyric, image, etc. may be required (your editor will flag the
item in question)
Light
Copyediting – $0.015 per word, 2–3 weeks
The
writing is considered an 8–9 on the Editorial Analysis’s 10-point scale. The
editorial objectives for light copyediting are the same as for regular
copyediting—some manuscripts simply require less editorial involvement than
others. A favorable Editorial Analysis is required for light copyediting.
Heavy
Copyediting – $0.024 per word, 2–3 weeks
Heavy
copyediting is necessary when the manuscript is submitted in a format that does
not lend itself to traditional publishing (a 4–5 on the Editorial Analysis’s
10-point scale). The editorial objectives are the same as for the lower-level
editorial services, with additional checks for:
1.
Serious errors in syntax (in some
cases, the author will be asked to change the sentence structure in order to
retain the intended meaning)
2.
Organizational problems on a
sentence or paragraph level
3.
Retaining the plotline, character
traits, and continuity throughout
4.
Minor instances where the content
strays/digresses from the purpose of the story (if major instances occur, a
developmental edit is recommended)
5.
Fact checking: Light research
will be done as warranted. This entails checking quotes, names, common data,
etc. that are easy to find. Note that not all items will be checked.
Heavy
Copyediting:
1.
Does not reorganize paragraphs to
establish a logical flow of thought for the reader. If this is necessary, then
a developmental edit is recommended.
2.
Does not provide excessive
direction to the author.
Developmental
Editing – $0.054 per word, 6–8 weeks
Developmental
editing requires a serious commitment from both the author and the editor to
improve a manuscript that scores a 3 or lower on the Editorial Analysis’s
10-point scale. Multiple editorial passes are required to effectively convert
the manuscript into a publishable piece of work. The developmental editing
process also includes heavy copyediting. See the details of developmental
editing.
Proofreading
– $0.009 per word, 1–3 weeks (prerequisite: any of the Wheatmark copyediting
services)
Once
your manuscript has been turned into a fully paginated proof, a proofreader
will:
1.
Correct spelling errors
2.
Check hyphenation at ends of
lines to be sure it follows publishing standards set in the Chicago Manual of
Style, 15th ed.
3.
Confirm that typeface and font
are displayed correctly, including these elements:
4.
Italic, boldface, small caps, or
any font different from the body copy font
5.
Heads and subheads
6.
Set-off items—excerpts, poetry,
equations, etc.
7.
Any errors resulting from the
conversion of electronic files
8.
Review page numbers, running
headers, and running footers for consistency
9.
Verify that illustrations and
tables are placed correctly in the text
10. Query
whether permission has been granted for reprinting any copyrighted material
included. If permission has not been granted by this stage, the item may need
to be deleted or replaced by the author.
11. Check
each page spread for length, vertical spacing, widows (a short line at the top
of a page), and orphans (a very short word or part of a word at the end of a
paragraph).
12. Check
TOC (table of contents) for accuracy by cross-referencing it with the chapter
titles, subheads, and any other heads in the book.
Nah,
apakah editor Indonesia, terutama para editor lepas sudah memiliki sistem
seperti ini, misalnya sistem penilaian naskah dari proses baca pertama (first
reading). Dalam penetapan standar tarif editing tentu ada hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut.
1.
Kondisi naskah berdasarkan
penilaian dari baca pertama apakah masuk kategori memerlukan editing ringan,
editing sedang, atau editing berat. Standar tarifnya akan berbeda.
2.
Durasi editing naskah yaitu
hitungan waktu editing yang diperlukan dalam satu jam dengan basis halaman.
Kecepatan editing setiap jenis editing tentu berbeda. Wheatmark menggunakan
waktu 2-3 minggu untuk regular editing, tetapi tidak dijelaskan untuk standar
naskah berapa halaman. Jika digunakan standar yang dibuat Amy Einsohn dalam
bukunya The Copyeditor’s Handbook, regular editing bisa menghasilkan 4-7
halaman per jam. Kalau rata-rata kita bekerja 6 jam sehari, hasil maksimalnya
adalah 42 halaman.
3.
Jenis naskah yang tentunya
berpengaruh terhadap kecepatan editing. Ada pembagian naskah berdasarkan teks
mudah dan teks sulit. Teks mudah umumnya naskah dari bidang sosial atau
humaniora, sedangkan teks sulit umumnya naskah dari bidang sains, terutama yang
dipenuhi rumus, postulat, tabel, dan grafik.
Saya
sempat mengungkapkan beberapa kali dalam seminar dan pelatihan editor bahwa
ketika kita mulai menetapkan standar tarif, profesionalitas sudah harus
dikedepankan. Di sinilah perlunya sertifikasi bagi para editor untuk
mendapatkan pengakuan terhadap tarif yang ditetapkannya.
Lalu,
berapa standar tarif editing di Indonesia. Saya masih miris jika ada yang masih
bersedia dibayar Rp4.000-Rp5.000 per halaman walau hanya taraf proofreading.
Memang beban editorial yang berat akan berpengaruh terhadap harga pokok
produksi sebuah buku. Namun, jika kita mengerti standar rugi laba sebuah buku,
kita pun dapat menghitung kira-kira di Indonesia cocoknya berapa tarif editor.
Saya
pernah menggunakan tarif minimal untuk copy editing ataupun light editing itu
adalah Rp25 per kata sehingga asumsi per halaman Rp7.500 (dengan 300 kata dalam
satu halaman). Tarif maksimal Rp50 per kata untuk regular editing atau sama
dengan Rp15.000 per halaman. Mungkin masih ada penerbit yang terkejut dengan
tarif editing sedemikian karena menyamai tarif sebuah penerjemahan
Inggris-Indonesia. Walaupun demikian, pengalaman saya untuk sebuah buku juga
pernah menarifkan Rp30.000 per halaman untuk copy editing dan disetujui.
Jadi,
seorang editor lepas memang harus membuat sistem atau standar tarif yang
mengacu pada tiga hal tadi. Dasarnya dapat kita buat perbandingan dari layanan
penerbitan di luar negeri. Tarif kita masih kurang dari sepertiga tarif yang
mereka tetapkan. Jadi, masih wajar jika
kita menetapkan Rp30-Rp50 per kata untuk kategori light editing atau copy
editing ringan karena editor hanya punya penghasilan berikut ini:
Rata-rata
halaman A4 = 300 kata
Tarif
Rp30 per kata30 x 300 = Rp9.000 per halaman; Buku setebal 144 halaman =
Rp1.296.000
Pengerjaan
(asumsi 7 hlm per jam x 6 = 42 halaman) = 4 hari x 2 = 8 hari (dua kali
editing)
Seminggu
kerja berpenghasilan Rp1,2 juta sangat masuk akal jika kemudian editor Indonesia
ingin masuk sebagai kelas menengah dengan penghasilan Rp4,8 juta per bulan.
Masih kurang? Tinggal mengatur standar tarif dan produktivitas kita saja
tentunya supaya berpenghasilan lebih dari Rp6 juta per bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar